Ketika Oknum Aparat Jadi Mahasiswa; Yang Pakai Gelang atau Tas BK Ditegur

Noken Kejora - Ilustrasi

Post: Alforiani Reba

TNI BERLABEL MAHASISWA

Terdiri dari 2 suku kata yg berbobot profesi. Sayangnya penerepan ilmunya tak karuan karna bukan hanya mengambil peran ganda tpi menjadi pemicu kehancuran utk melangkah menuju capaian dlm dunia kerja yg jelas berbeda.

Teguran demi teguran terus terjadi dlm proses belajar & aktivitas akedemik di salah satu kampus swasta di Sorong- Papua Barat. Bukan hanya itu,hal serupa pun dialami di beberapa basis kampus di Papua karna keberadaan militer yg berseragam mahasiswa. Tanpa alasan yg kuat, seorang TNI yg merasa berkuasa dgn kapasitasnya menegur mahasiswa profesi lainnya karena menggunakan atribut papua seperti gelang dan tas bermotif bintang kejora. Banyak anak2 asli Papua menjadi korban gangguan psikologis dan pembunuhan mental oleh pihak militer yg bersikap otoriter dlm dunia kampus. Otonomi kampus diperkosa oleh kepentingan penguasa. Senjata ringan mereka utk menyerang adalah dgn menciptakan ketakutan berjangka menengah bahkan punya dampak buruk berkepanjangan jika terus dibuahi dlm dunia pendidikan terhadap setiap anak-anak usia produktif sebagai generasi emas papua. Hal ini tidak bisa terus dibiarkan.

Sebagai landasan hukum yg diberikan negara (baca:indonesia) melalui isi otonomi khusus no 21 tahun 2001 : Penggunaan atribut papua seperti simbol bintang kejora sebagai bentuk identitas orang asli papua dijamin dan disahkan di atas kertas putih bertinta hitam tanpa syarat. Legalitas penggunaan atribut papua adalah sesuatu yg tdk perlu diintervensi bahkan ditolak dgn alasan apapun.

Singkat kronologis :

Ada beberapa Mahasiswa Papua Stikes Papua Sorong yg ditegur oleh seorang aparat dari satuan militer Tentara Nasional Indonesia (TNI-AD) di dalam kampus. Mereka ditegur karna menggunakan gelang bermotif bintang kejora. Seorang pria indonesia bertubuh besar ini menanyakan kepada kedua rekan saya (salah satunya perempuan ; TNI berstatus mahasiswa yg masuk angkatan 2016 dan skrg masih duduk di semester II).

TNI : Kamu semester berapa ?
Xx : Semester VIII
TNI : Kamu jangan pake gelang itu lagi ya (sambil menunjuk gelang tangan teman putri saya yg menggunakan pakaian lengan panjang tertutup)
Xx : Gelang ini knp ? Ini cuma gelang.
TNI : Kamu tau itu gelang apa ? Gunting gelang kamu itu. Saya ini TNi.
Xx : yg sa tau ini namanya gelang. Sa beli di pasar dgn harga 100rb.
TNI : Kamu mau gelang seperti apa ? Saya akan ganti dgn yg baru sesuka hatimu. Asal jangan kamu pake gelang itu lagi.
Xx : (Kawan putri lalu beranjak pergi meninggalkan pria bertubuh besar itu)

Sebelumnya, kawan putri saya sdh mendapat teguran yg sama. Ini merupakan kali ketiga ia ditegur karna gelang bermotif BK oleh orang yg sama. Saya mendapat informasi hangat ini juga sehari sebelumnya oleh dua kawan boy's saya. Mereka ditegur karna hal yg serupa "gelang bK". Dengan penuh kegeraman mereka memberitahukan ini kepada saya. Saya pun keheranan dgn sosok pria yg sdh menegur kawan2 saya di dalam kampus. Keesokan harinya, tepat pukul 07:15wp pagi-pagi sekali saya ditegur juga oleh orang yg dimaksud kawan2 saya. Si tentara ini baru saja tiba di parkiran kampus, sambil membuka helmnya dan lgsg bertanya kpd saya :
TNI : Kamu semester berapa ?
Saya : sa semster 8
TNI : mulai besok jangan pake tas itu lagi ya ;sambil menunjuk punggung tas saya yg bermotif BK.
Saya : Memangnya knp ? Alasannya ?
TNI : Kamu tahu itu tas apa yg kamu pake ?
Saya : ini sa pu tas kuliah, tas yg sa pake utk isi buku & pena belajar.
TNI : Tasnya tdk bermasalah,tapi motif pada tas itu.
Saya : Memangnya ini motif apa ?
TNI : Kembali bertanya ; lalu kamu tahu tdk itu lambang apa ?
Saya : Dgn nada sedikit melawan ; bapa sendiri taunya ini lambang apa ?
TNI : Itu lambang OPM. Kalau kamu mau pake tas bisa yg bermotif bendera inggris atau amerika begitu. Itu tdk apa2.
Saya : Ini lambang/simbol orang papua.
TNI : Saya menangkap kamu (menyalahkan pernyataannya lalu kembali mengatakan),saya menegur kamu karna saya musuh sama OPM. Saya sdh banyak menangkap OPM (menunjuk tas saya). Dosen pun pernah sy tangkap. OPM harus ditumpas. Motif yg kamu gunakan tdk boleh dipake lagi.
Saya : Ya sdh tangkap saja kalau ada kesalahn yg sa buat. Kalau bisa tangkap semua orang satu tanah papua karna motif BK sdh banjir di seluruh tanah papua.
TNI : (dgn nada penekanan,ia kembali berkata); saya kuliah kesehatan disini utk melanjutkan misi saya ke pegunungan wamena utk melayani para korban yg sakit & terluka akibat kejahatan OPM disana. Kasian mereka tak berdosa. Kalau kamu mau tas baru atau yg model apapun akan saya beli asal kamu tdk pake yg bgtu lagi.
Saya : Selamat. Semoga anda sukses!! Dan ini tas saya. ini hak saya utk menggunakan,tdk perlu ganti tas baru karna ini milik saya. (Saya lalu tertawa sedikit & meninggalkannya karna dosen memanggilnya dgn jarum menunjukkan pukul 08.00wp tanda masuk belajar mengakhiri teguran beliau pada saya.

Tulisan panjang ini menjadi bahan diskusi saat ini bagi mahasiswa/i stikes yg merasa tidak nyaman dgn keberadaan seorang TNI-AD yg terlalu sering mengganggu ketenangan proses belajar mengajar. Melalui tulisan ini semoga tindak lanjutnya dapat membangkitkan mental anak papua utk tidak tunduk terlalu lama dan menindas dirinya dalam ketakutan yg telah diciptakan (alat negara) berbasis pendidikan.

"PENDIDIKAN ADALAH ALAT PERLAWANAN. KARENA HAKIKATNYA PENDIDIKAN ADALAH MEMBEBASKAN MANUSIA; PENDIDIKAN HARUS MENGAMBIL POSISI KRITIS TERHADAP TATANAN SOSIAL YANG TAK BERKEADILAN" - Paulo freire

Akhir kata.
Ko boleh berstatus TNI tapi dlm bentuk apapun selama status anda mahasiswa maka kita sama. Hanya persoalan umur dan pengetahuan yg membedakan bukan kekuasaan. Sampai bertemu di arus perlawanan. Mahasiswa bangkit melawan✊

[ Mohon Advokasi ]