OTSUS PAPUA DAN PILEG

Apakah kamu tahu, Otsus adalah senjata utama diplomat Indonesia di luar negeri dalam berargumen bahwa West Papua sudah menentukan nasibnya sendiri? Bahwa para pejabat yang memerintah di tanah Papua adalah putra-putri asli Papua sendiri.

Bila Otsus berhasil, Indonesia bilang bahwa itulah penentuan nasib sendiri orang Papua.
Bila Otsus gagal, Indonesia bilang bahwa orang Papua tidak mampu memerintah dirinya sendiri, maka pantaskah merdeka?

Tapi kita tahu bahwa Otsus hanyalah ibarat gula-gula pemanis yang disodorkan untuk mendiamkan anak kecil yang sedang meraung ingin lari bermain di alam bebas. Anak tersebut akan diam sesaat, kemudian cepat lagi menyadari bahwa bukan gula-gula itu yang ia mau.

Bahwa Otsus itu hanyalah ilusi dalam penentuan nasib sendiri terang benderang dalam kasus Nduga. Jajaran kepemerintahan Papua satu suara meminta supaya aparat ditarik dari Nduga, namun tidak diindahkan sedikit pun.

Rendahnya partisipasi dalam pemilu dan pileg otomatis akan merendahkan legitimasi Indonesia di tanah Papua. Maka waspadalah pada euforia pileg terutama di kalangan aktivis Papua karena ia bisa menjadi candu bius ekstasi yang berbahaya.

Betul bahwa mau bagaimana pun juga, lebih baik orang asli Papua yang menduduki jabatan. Tapi mana yang lebih berkelanjutan untuk rakyatmu: menerima gula-gula sesaat, atau kukuh pada keinginanmu untuk berlari bebas merdeka dengan menolak legitimasi kolonial di tanahmu?

(Hormat tetap diberi kepada beberapa pejabat Papua yang kerap vokal membela rakyat dan berani pasang badan menghadapi Jakarta.)

Oleh Veronica Koman

Post a Comment

0 Comments