
Kini pesan bersyarat Mama itu sudah tiada lagi. Mama-mama
bangkit dari tidur dan terus menangis karena darah yang dibungkus itu telah
terhempaskan kemana-mana. Mama semakin bingung, harus bagaimana? namun mama
juga semakin menyadari bahwa anak-anaknya pun ada yang telah berpaling dari
padanya. Sebagian dari mereka telah melakukan penjualan tanah pusakanya itu,
menyerahkan harta benda pusaka kepada si miskin dan perakus makanan dari planet
kekeringan nan tidak berjiwa. Mereka terus membongkar ari-ari kehidupan yang
dikubur rapih untuk keturunannya. Mama-mama harus bertanya..anak-anak, kalian
kenapa harus memperlakukan mama seperti ini? Kalian tidak sadar kalau kalian
sedang merusakan rantai kandungan yang pernah membungkus kalian dengan darah
kehidupan? Hai..anak-anakku..saya masih memberi kesempatan lagi sekalipun
kalain telah menyelanjangi mamamu ini..
Mamamu masih memberi waktu sedikit saja untuk HARUS
MERUBAH SIKAP DAN TINDAKANMU untuk memperbaikai hubungan kita yang sedang membarah terus memutuskan
tali-tali kehidupan yang telah saya berikan kepada kalian. Kalian punya
kebiasaan selama ini HARUS BERUBAH untuk keselamatan kalian. Dari semua yang
kalain lakukan, hanya satu yang saya minta. CIPTAKAN
KEMBALI TALI PERSAUDARAAN YANG PERNAH SAYA TANAMKAN SEJAK DAHULU KALA-KALIAN
HARUS BERSATU MENYELAMATKAN MAMAMU YANG SEMAKIN TUA INI. Kalian harus mengerti
perasaan mamamu saat ini.
SALAM REVOLUSI IBU PERTIWI.
Sumber : Liefde GeAn van Zwartgrond (https://www.facebook.com/lvanzwartgrond)
0 Comments